Lihat sahaja tutur bicara seorang pemimpin di Riau yang sudahlah sombong, berlagak Tuhan bagaikan mereka pencipta oksigen. Lebih tenging, dia lupa bukan sepanjang tahun angin bertiup dari Sumatera untuk membawa oksigen mereka ke sini.
Paling bahalul apabila dia bercakap seolah-olah di Semenanjung hutan telah habis gondol seperti di Sumatera. Dengan biadap, dia memarahi Presiden Indonesia kerana berlebihan melayani rungutan Malaysia dan Singapura.
Orang benak akal seperti ini paling layak hidup di zaman purba sahaja. Oksigen yang dibekal bukan buatan tangan mereka. Tetapi asap yang masuk itu adalah akibat dari tangan manusia. Kasihan melihat orang yang berfikiran begini masih dilayakkan memimpin.
Selasa, 25/06/2013 12:49 WIB
Walhi Riau: Harusnya SBY Minta Maaf ke Rakyat Riau
Chaidir Anwar Tanjung - detikNews
Pekanbaru - Presiden SBY meminta maaf pada Malaysia dan Singapura atas kebakaran hutan yang memicu kabut asap hingga kedua negeri jiran itu. Sikap SBY dinilai berlebihan menghadapi tekanan dua negara itu. SBY seharusnya meminta maaf pada rakyat Riau sembari fokus berupaya memadamkan api.
"Kita menyayangkan Presiden meminta maaf yang kami nilai sangat berlebihan ke Malaysia dan Singapura. Seharusnya Presiden itu minta maaf ke rakyat Riau. Sebab sudah 16 tahun rakyat Riau ini mengalami bencana asap," ujar Direktur Walhi Riau, Heriansyah Usman alias Kaka, Selasa (25/6/2013).
Dia menyebutkan, Presiden SBY sebaiknya lebih fokus pada penanggulangan bencana dengan mengerahkan kemampuan yang ada. Mestinya berbagai peralatan pemadaman, seperti heli milik TNI semuanya bisa dikerahkan ke Riau guna penanggulangan.
"Tidak perlu kita menanggapi tekanan kedua negara tetangga itu. Lebih baik kita kerja keras untuk pemadaman daripada meladeni Malaysia dan Singapura," kata Kaka.
Kaka menyebutkan, jangan giliran menerima asap, Malaysia dan Singapura lantas berteriak. Namun ketika giliran oksigen dari kawasan hutan Indonesia sampai ke kedua negara itu, mereka tidak pernah mengucapkan terima kasih ke Indonesia.
"Memangnya Singapura dan Malaysia itu punya hutan seluas di Indonesia? Kan tidak. Udara sehat selama ini kita kirim ke sana tidak pernah kita sibuk. Kenapa giliran asap mereka teriak? " kata Kaka.
Walhi juga minta penegak hukum tegas atas temuan Menteri LH yang mengindikasikan ada 8 perusahaan kebun sawit asal Malaysia di Riau yang diduga melakukan pembakaran lahannya.
"Mari tegakan hukum lingkungan buat 8 perusahaan itu. Ini perlu dilakukan, sebagai bentuk komitmen pemerintah Indonesia dalam menjaga lingkungan," kata Kaka.
Tiada ulasan:
Catat Ulasan